my favorite quote

[I] am [L]ucky t[o] ha[ve] a friend like [you] #DRT

Jumat, 20 Mei 2011

He Still An Idol [Part 7] Fanfict Indonesian



Title : He Still An Idol Part 7

Author : eirafalls

Genre : Romance, Comedy

Rated : PG-13

Status : On-going

Cast : - Lee Jin Ki (Onew) SHINee

- Park Je Seo

- Kim Jong Hyun, Kim Ki Bum, Choi MinHo, Lee Taemin SHINee

- Cho Jin Ho (Jino) SM The Ballad

- F(x)

New Casts:

- Kim He Xu, teman sekelas Je Seo. (15 tahun) Fans JongHyun, galak, tapi siap membela Je Seo di saat ia memerlukannya.

- Park Jin I (Jinny Park) a.k.a dubusangtae (19 tahun) Gadis blasteran Jepang-Korea. Gitaris ZINC sebuah group band terkenal di Korea. Ia pernah berduet dengan Onew, sejak itu ia menjadi akrab dengan Onew dan secara tak langsung menaruh hati padanya.

- Kim Sujin (Emily Ludwig) a.k.a Chinchi/reginata (20 tahun) Gadis berdarah inggris, ia adalah teman dekat Key. Sujin juga menjadi teman kepercayaan Onew yang membuat media salah menyangka ia memiliki hubungan dengan Onew. Teman Je Seo dalam suatu fanbase forum SHINee.

- Lee Seung Ryo / Bryan Lee a.k.a (Aiko_247) Namja berumur 17 tahun. Blasteran Korea Amrik. Ia adalah adik sepupu dari f(x) Victoria, sering menjahati Je Seo hanya karena moodnya yang jelek.

“Bryan! Bryan disini!”, Victoria melambaikan tangannya di tengah kerumunan orang di pintu kedatangan Incheon Airport. Beberapa orang memandangnya heran, mungkin mereka berpikir apa yeoja yang berpenampilan bak selebritis ini benar adalah Victoria f(x), sikapnya benar-benar heboh.

Namja yang baru keluar dari bagian pengambilan bagasi itu menutup kedua wajahnya dengan tangan.

“Noona.. kau tahu itu sangat memalukan.”, erangnya.

Victoria berbinar-binar, ia segera menerobos kerumunan dan memeluk namja itu.

Bryan welcome to Korea!”, teriaknya senang.

Namja bernama Bryan itu menghela nafas. “Iya, noona terimakasih juga sudah repot-repot menjemputku.”, namja itu akhirnya luluh melihat senyum Victoria.

“Ah, benar! Aku memang sebenarnya sedang sibuk, di tengah promo album baru f(x).. tapi.. apa sih yang tidak untuk adikku tersayang!”, Victoria kembali memeluk Bryan erat.

“HEY! Noona! Sesak!”

“Ups, mianhae. Sekarang.. aku akan membawamu ke SM dulu ya, aku ada beberapa pekerjaan disana!”

“Ya, terserah noona saja deh.”, Bryan memegang lehernya.

Onew’s POV

Wajahku sudah seperti mayat hidup seusai kami kembali dari Myeondong.

Pada Taemin dan JongHyun sudah berusaha menghiburku.

Seperti, “Itu ada bebek temen hyung!” atau “Pemandangannya indah ya!”

Tidak membantu. Sepertinya ada suatu organ di tubuhku yang sedang nyut-nyut an. Aku bingung. Apakah aku menderita suatu penyakit atau sedang lapar.

“Hyung, apa hyung mengerti apa yang sedang hyung rasakan sekarang?”, tanya JongHyun tiba-tiba.

Aku memegang kepalaku. “Sakit? Lapar?”

JongHyun mengerutkan dahinya. “Penyakit bodoh!”

Aku shok.

JongHyun segera memalingkan wajahnya. “Pantas saja. Jino yang begitu saja lebih mengerti daripada kamu hyung.”

“Mw..MWO?”

JongHyun menghela nafas. Ia mengerti sesuatu yang tidak aku mengerti. Apa itu?

“Jong..”

BRAKKK!

“Annyeong hasimnikka SHINee!”

Suara itu mengagetkan Taemin, JongHyun, bahkan aku sendiri.

“Vic..Vic-noona?”

“Yup, kenapa kamu kaget begitu Jinki-ya? Hah?”, Vic-noona mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku merinding ketakutan.

“A..Andwae, serius..”

Vic-noona mengubah air mukanya. Ia tersenyum. “Kalian sedang nganggur ga?”

JongHyun menggelengkan kepalanya. “Aku mau main domino.”

CARI MATI!

“…Mwo?”, Vic-noona tersenyum dan berjalan mendekati JongHyun dengan bunyi sepatunya yang berhak tinggi. TOK! TOK!

JongHyun gelagapan, ia menutup wajahnya dengan tangannya. “NGANGGUR NOONA NGANGGUR!”

“Bagus!”, Vic-noona tersenyum puas. Noona ini adalah salah satu dari sekian banyak noona yang aku takuti.

Taemin memberanikan diri bertanya, dia adalah anak bawang Vic-noona juga.

“Noona, ada apa tiba-tiba ke dorm kami?”, tanya Taemin ramah.

Vic-noona tersenyum mendengar perkataan Taemin. “Taeminnie memang sopan sekali. Iya, aku mau minta tolong pada kalian, berhubung kalian semua namja.”

“Apa itu?”

“Bryan!”, teriak Vic-noona, memanggil seseorang.

Kami tertegun saat melihat satu orang lagi di belakang Vic-noona. Tingginya tidak lebih dari Taemin. Rambutnya kecoklatan, ia memakai sebuah kacamata hitam untuk menutupi wajahnya.

“Ini, Bryan, atau kalian bisa memanggilnya Lee Seung Ryo, nama koreanya. Dia adik sepupuku loh! Mirip nggak?”, Vic-noona mengenalkan namja itu.

“Annyeong haseo.”, seru Bryan agak tertahan, logatnya masih logat bahasa inggris.

Oh aku tidak yakin bisa menangani anak ... anak di bawah umur..

“Menjaga dia?”

Victoria’s POV

Hihi, SHINee harus melihat wajah mereka sendiri di kaca saat kaget. Lucu sekali!

Aku senang sekali mengerjai mereka. Mulut mereka menganga! Ya ampun, kalau aku jahat, aku bisa terbahak-bahak sekarang.

“Nah, tolong jaga Bryan selama aku show nanti ya. Kalian tahu kan f(x) comeback hari ini dan kami akan super sibuk!”, seruku memecah keheningan.

“Aku tahu, aku tadi sudah disiksa Krystal sama Luna buat latihan nari.”, Taemin menggerak-gerakkan lengannya.

Aku tersenyum. “Bisa kan? Cuma sekedar ajak dia berkeliling SM saja!”

“Menjaga itu berarti bikin dia diem disini aja noona!”, JongHyun memotong.

Aku memelototinya sekali lagi. “Tolong ya.”

“I..iya.”

Onew tampak memandangiku dengan serius.

“Jinki-ya, kenapa? Aku salah make-up ya?”, tanyaku penasaran.

“Ah, tidak tidak noona. Noona sudah cantik! Aku.. hanya memikirkan hal lain..”, jawabnya terburu-buru.

Aku tersenyum. Bukan karena ia bilang aku cantik saja, dia sepertinya sedang ada masalah. Dan aku tahu kenapa.

“Nanti ceritakan saja padaku ya.”, seruku, menepuk pundaknya. Lalu aku lekas memeluk Bryan dan melambai kepada anggota SHINee yang lain. “Bye byeee!”

Aku menutup pintu di belakangku.

Setelah melihat dan memastikan tidak ada orang di koridor, aku segera menyelinap ke pintu tangga darurat dan mengeluarkan ponselku.

Aku menekan nombol, lalu perlahan ketempelkan ponselku ke daun telingaku.

“Yoboseyo?”, terdengar suara yeoja di ujung telepon.

Aku tersenyum. “Aku kira kau tidak akan mengangkat telepon, hey Je Seo-goon!”

Onew’s POV

“Nanti ceritakan saja padaku ya.”, Vic-noona menepuk pundakku. Aku tersenyum padanya. Aku mengangguk tanda terima kasih.

Dan seketika itu juga ia melambai dan pergi keluar dari ruangan dorm kami.

JongHyun menatapku penuh arti. Aku langsung tahu arti tatapannya. Aku mengangkat bahu. Ia memberikan Taemin pandangan yang sama. Taemin mengangkat bahunya juga.

“B..Bri.. Bri..yan?”, tanyaku berantakan.

Bryan! (Brayen)”, seru Bryan ketus.

“Seung Ryo.”, panggil Taemin. “Eh, kau seumur denganku kan? 19 tahun?”

Ia menoleh kea rah Taemin dan mengangguk.

“Ah senangnya bertemu orang yang seumur. Hehe.”, Taemin tersenyum.

“Heee? Kau ini cowok atau cewek sih? Senyum-senyum begitu, hentikan!”

Taemin, aku dan JongHyun shok mendengar kata-katanya.

“S..Seung Ryo..”, Taemin gelagapan.

“Hey, sopan sedikit dong! Kau tamu disini!”, JongHyun angkat bicara.

Aku segera menepuk pundak JongHyun sebelum dia bicara lebih kasar lagi. Percaya padaku, dia akan melakukannya.

“Heh? Apa kau bilang shorty? Siapa kau memangnya? Kau kira aku tidak lihat kau menciut di hadapan noonaku?”, Mendengar jawaban Bryan, JongHyun mendorongku dan memegang kerah Bryan.

“JONGHYUN ANDWAE!”, aku menghentikannya.

“Oh kau bisa bahasa inggris ya?”, Bryan masih berkata dengan sombong.

JongHyun melepas pegangannya.

“Aku bukan pengecut yang akan memukul anak kecil sepertimu.”

Bryan tersenyum kecil. Ia melipat kakinya di hadapan kami. “Sekarang antarkan aku ke gedung SM! Itu tugas kalian kan?”

Kalau aku tidak sedang dalam mode “Hyung yang memberi contoh yang baik” kulempar anak ini keluar jendela.

Oh Vic-noona, kalau ini hukuman lebih baik aku membersihkan kamar mandi saja.

Je Seo’s POV

Bajuku basah karena main-main di kolam tadi. Hari ini, luar biasa menyenangkan. Aku akui. Aku menatap Jino-oppa yang masih asyik bermain dengan burung2 merpati.

Aku tersenyum dari kejauhan.

Bagaimana aku bisa berterima kasih? Dia membuatku melupakan masalahku.

“Jino-oppa..”

Jino-oppa menoleh ke arahku, masih tersenyum. “Ya?”

“Aku..”, *KRINNGGG

Tiba-tiba ponselku berbunyi, aku memberi isyarat kemudian berjalan menjauhi kolam untuk menjawab telepon.

“Yoboseyo?”

“Aku kira kau tidak akan mengangkat telepon, hey Je Seo-goon!”

Ah, suara ini! Victoria-eonnie!

“Eonnie-ya! Ah, ada apa? Tumben sekali.”, jawabku.

Terdengar suara tawa kecil Vic-eonnie di ujung telepon. “Wah, kau kelihatannya sedang senang ya. Je Seo-goon. Sebenarnya.. aku mau minta tolong padamu nih.”

“Minta tolong?”, tanyaku.

“Iya, sebenarnya aku.. aku baru saja menjemput adik sepupuku yang manis dari Amerika.. Sekarang dia sedang berada di gedung SM.. Maukah kau membantuku menjaganya? Boleh?”, Vic-eonnie tampaknya khawatir.

Nada suaranya mengatakan ia sangat mengkhawatirkan sang adik.

“Ah, tentu saja! Vic-eonnie kan sudah seperti temanku! Nanti aku kesana ya, err..”, otakku berhenti bekerja.

Aku.. tidak mungkin pergi sendirian kesana, bahkan dengan Jino-oppa. Aku bisa saja bertemu Onew-oppa..

“A..aku boleh mengajak teman?”, tanyaku akhirnya.

“Waaah, tentu saja! Adikku nakal loh!”

Aku tersenyum. “Serahkan padaku!”

“Gomawo Je Seooo!”

Aku menutup telepon Vic-eonnie dan menekan nomor telepon He Xu. Kuharap ia benar-benar akan membantuku.

“Yoboseyo, Hexu? Bisa Bantu aku nggak?”

Onew’s POV

MENJAGA PULUHAN YOOGEUN LEBIH BAIK DARI ANAK SIALAN INI.

Perasaan marahku sudah meluap-luap. Selama kita berada di mobil, anak bernama Bryan ini terus saja mengacaukan mood kami.

Dari ia lapar lah, mau makanan barat lah, haus lah, bosan lah.

Kalau bukan adik Vic-eonnie mungkin kami bertiga sudah melemparnya keluar dari mobil.

JongHyun menghentikan mobil kami di depan gedung SM. Bryan keluar lebih dulu dari jok belakang. Aku sempat kaget.

Bukan karena Bryan, tapi karena sosok yang aku kenal di depan gedung SM.

“HeXu-ssi!”, panggilku.

He Xu kaget, ia tersenyum melihatku. “Onew-oppa, Taemin-oppa! Dan..”

Ia berhenti sebentar. “dan satu orang lagi.”

JongHyun mengerutkan dahinya. “Kau.. aku sedang tidak mau bercanda!”

“Idol sombong, jauh-jauh!”, He Xu menggeser tempat berdirinya.

Mereka berdua cukup galak untuk ditakuti.

“He Xu! He Xu!”

Terdengar suara lagi. Suara yeoja. Dia berlari-lari kecil kea rah kami. Ia menatapku penuh takjub. Begitu pula He Xu, ia tampak bingung.

“Err, Je Seo, tidak apa apa kok, kau telat ya?”, jawab Hexu pelan. “…ini ada SHINee..”

Mataku berhenti saat itu, aku tidak tahu harus berbuat apa, apalagi saat melihat Jino di belakangnya.

“Ah, selamat siang, Je Seo-ssi.. dan Jino.”


TOBECON

Tidak ada komentar:

Posting Komentar